kelas: 4eb19
npm: 25209171
KASUS PERUSAHAAN ENRON
Enron adalah sebuah perusahaan
energi perdagangan yang berkantor pusat di Houston yang dalam 10 tahun
berhasil membukukan omset sebesar USD 100 Milyar per tahun. Arthur
Andersen adalah sebuah perusahan yang menyediakan jasa konsultasi dan akuntansi.
Sejak tahun 1985 Enron Corporation
menggunakan jasa Arthur Andersen. Andersen melakukan audit internal dan audit
external untuk Enron termasuk untuk kantor-kantor cabangnya. Enron corporation
adalah salah satu klien terbesar Andersen dengan kontribusi omset sebesar $10
milyar per tahunnya.
Lalu dalam rangka memperbesar
keuntungan yang selama ini telah diperoleh, dibukalah partnership-partneship
yang diberi nama “special purpose partnership”. Partner dagang yang dimiliki
oleh Enron hanya satu untuk setiap partnership dan partner tersebut hanya
menyumbang modal yang sangat sedikit (hanya sekitar 3% dari jumlah modal
keseluruhan). Orang awam pasti bertanya mengapa Enron berminat untuk
berpartisipasi dalam partnership dimana Enron menyumbang 97% dari modal. Pada
kenyataannya ternyata secara hukum perusahaan di Amerika, apabila induk
perusahaan berpartisipasi dalam partnership dimana partner dagang menyumbang
sedikitnya 3% dari modal keseluruhan, maka neraca partnership ini tidak perlu
dikonsolidasi dengan neraca dari induk perusahaan. Tetapi, partnership ini
harus dijabarkan secara terbuka dalam laporan akhir tahunan dari induk
perusahaan agar pemegang saham dari induk perusahaan maklum dengan keberadaan
operasi tersebut.
Lalu muncul pertanyaan dari mana
Enron membiayai partnership-partnership tersebut? Pembiayaan tersebut ternyata
diperoleh Enron dengan "meminjamkan" saham Enron (induk perusahaan)
kepada Enron (anak perusahaan) sebagai modal dasar partnership-partnership
tersebut. Secara singkat, Enron sesungguhnya mengadakan transaksi dengan
dirinya sendiri. Enron tidak pernah mengungkapkan operasi dari
partnership-partnership tersebut dalam laporan keuangan yang ditujukan kepada
pemegang saham dan Security Exchange Commission (SEC), badan tertinggi pengawasan
perusahaan publik di Amerika. Lebih jauh lagi, Enron bahkan memindahkan
utang-utang sebesar $US 690 juta yang ditimbulkan induk perusahaan ke
partnership partnership tersebut. Total hutang yang berhasil disembunyikan
adalah $US 1,2 miliar. Akibatnya, laporan keuangan dari induk perusahaan
terlihat sangat atraktif, menyebabkan harga saham Enron melonjak menjadi $US90
pada bulan Februari 2001. Perhitungan menunjukkan bahwa dalam kurun waktu
tersebut, Enron telah melebih-lebihkan laba mereka sebanyak $US650miliar.
Manipulasi yang dilakukan Enron
selama bertahun-tahun ini mulai terungkap ketika Sherron Watskin, salah satu
eksekutif Enron mulai melaporkan praktek tidak terpuji ini. Pada bulan
September 2001, pemerintah mulai mencium adanya ketidakberesan dalam laporan
pembukuan Enron.
Pada bulan Oktober 2001, Enron
mengumumkan kerugian sebesar $US618 miliar dan nilai aset Enron menyusut
sebesar $US1,2 triliun dolar AS. Pada laporan keuangan yang sama diakui, bahwa
selama tujuh tahun terakhir, Enron selalu melebih-lebihkan laba bersih mereka.
Akibat laporan mengejutkan ini, nilai saham Enron mulai anjlok dan saat Enron
mengumumkan bahwa perusahaan harus gulung tingkar, 2 Desember 2001, harga saham
Enron hanya 26 sen.
Melalui kasus seperti di atas dapat
ditarik kesimpulan:
Menurut saya, Enron
dan KAP Arthur Andersen sama-sama salah telah melanggar apa yang seharusnya
tidak boleh dilanggar, seharusnya mereka memberikan teladan kepada pegawai maupun
masyarakat tapi Enron dan KAP Arthur telah membohongi masyarakat luas maupun
pegawainya sendiri yang telah di percaya sebagai perusahaan good governance,
karena serakah dan memanfaatkan ketidaktahuan dan keawaman
banyak orang. Hal ini mengakibatkan bencana yang mencelakakan banyak pihak
ribuan pekerja, pemegang saham, para pemasok, kreditor, dan pihak-pihak
lainnya. Jadi Prinsip-prinsip tata kelola korporasi yang
baik (good corporate governance) harus dijaga dan dipelihara. Pengelolaan
haruslah dilakukan secara transparan, fair, akuntabel, serta menjaga
keseimbangan lingkungan.
http://www.scribd.com/doc/29073146/Kasus-Enron-Corporation
Tidak ada komentar:
Posting Komentar