Nama: adelia riana dewi
kelas: 4eb19
npm: 25209171
Etika
bisnis merupakan salah satu bagian dari prinsip etika yang diterapkan dalam
dunia bisnis. Istilah etika bisnis mengandung pengertian bahwa etika bisnis
merupakan sebuah rentang aplikasi etika yang khusus mempelajari tindakan yang
diambil oleh bisnis dan pelaku bisnis.
1.
Lingkungan bisnis yang mempengaruhi Perilaku Etika
Bisnis melibatkan hubungan ekonomi
dengan banyak kelompok orang yang dikenal sebagai stakeholders, yaitu:
pelanggan, tenaga kerja, stockholders, suppliers, pesaing, pemerintah dan
komunitas. Oleh karena itu para pebisnis harus mempertimbangkan semua
bagian dari stakeholders dan bukan hanya stockholdernya saja. Pelanggan,
penyalur, pesaing, tenaga kerja dan bahkan pemegang saham adalah pihak yang
sering berperan untuk keberhasilan dalam berbisnis. Lingkungan bisnis yang
mempengaruhi etika adalah lingkungan makro dan lingkungan mikro. Lingkungan
makro yang dapat mempengaruhi kebiasaan yang tidak etis yaitu bribery,
coercion, deception, theft, unfair dan discrimination. Maka dari itu dalam
perspektif mikro, bisnis harus percaya bahwa dalam berhubungan dengan supplier
atau vendor, pelanggan dan tenaga kerja atau karyawan.
§ faktor yang mempengaruhi harapan publik (etik) pada
lingkungan bisnis :
a.
Physical yaitu Kualitas
dari udara dan air terjaga
b.
Moral Keinginan
bersikap adil
c.
Financial
malfeasance yaitu Banyaknya perbuatan yang memalukan (skandal)
d.
Economic
yaitu Kesalahan memberikan dorongan untuk bangkit
e.
Competition
yaitu Tekanan dan dorongan global
f.
Bad
judgement yaitu Kesalahan operasi, keringanan bagi kalangan eksekutif
g.
Activist
stakeholders yaitu Etika investor, pelanggan dan lingkungan
h.
Synergy yaitu
Perubahan yang sukses
i.
Institutional
reinforcement yaitu Hukum baru
2.
Kesaling - tergantungan antara bisnis dan masyarakat
Setiap
manusia pasti saling membutuhkan antara satu orang dengan yang lain, manusia
tidak dapat hidup sendirian tanpa bantuan dari orang lain. Seperti halnya
dengan Tata hubungan bisnis dan masyarakat yang tidak bisa dipisahkan itu
membawa serta etika-etika tertentu dalam kegiatan bisnisnya, baik etika itu
antara sesama pelaku bisnis maupun etika bisnis terhadap masyarakat dalam
hubungan langsung maupun tidak langsung. Dengan memetakan pola hubungan dalam bisnis
seperti itu dapat dilihat bahwa prinsip-prinsip etika bisnis terwujud dalam
satu pola hubungan yang bersifat interaktif. Hubungan ini tidak hanya dalam
satu negara, tetapi meliputi berbagai negara yang terintegrasi dalam hubungan
perdagangan dunia yang nuansanya kini telah berubah. Perubahan nuansa
perkembangan dunia itu menuntut segera dibenahinya etika bisnis. Pasalnya,
kondisi hukum yang melingkupi dunia usaha terlalu jauh tertinggal dari
pertumbuhan serta perkembangan dibidang ekonomi. Jalinan hubungan usaha dengan
pihak-pihak lain yang terkait begitu kompleks. Akibatnya, ketika dunia usaha
melaju pesat, ada pihak-pihak yang tertinggal dan dirugikan, karena peranti
hukum dan aturan main dunia usaha belum mendapatkan perhatian yang seimbang.
3. Kepedulian
pelaku bisnis terhadap etika
Para pelaku
bisnis diharapkan dapat mengaplikasikan etika bisnis dalam menjalankan
usahanya. Dengan adanya etika bisnis yang baik dari suatu usaha, maka akan
memberikan suatu nilai positif untuk perusahaannya. Hal ini sangatlah penting
demi meningkatkan ataupun melindungi reputasi perusahaan tersebut sehingga
bisnis yang dijalankan dapat berjalan dengan baik, bahkan dapat meningkatkan
cangkupan bisnis yang terkait. Dalam menciptakan etika bisnis, ada beberapa hal
yang perlu diperhatikan, antara lain ialah :
a. Pengendalian
diri
b. Pengembangan
tanggung jawab sosial (social responsibility)
c. Mempertahankan
jati diri dan tidak mudah untuk terombang-ambing oleh pesatnya perkembangan
informasi dan teknologi
d. Menciptakan
persaingan yang sehat
e. Menerapkan
konsep “pembangunan berkelanjutan”
f.
Menghindari sifat 5K (Katabelece,
Kongkalikong, Koneksi, Kolusi dan Komisi)
g. Mampu
menyatakan yang benar itu benar
h. Menumbuhkan
sikap saling percaya antara golongan pengusaha kuat dan golongan pengusaha
kebawah
i.
Konsekuen dan konsisten dengan aturan
main yang telah disepakati bersama Menumbuhkembangkan kesadaran dan rasa
memiliki terhadap apa yang telah disepakati
4.
Perkembangan dalam etika bisnis
Perkembangan
jaman yang semakin maju menjadikan laju pertumbuhan perekonomian dunia semakin
cepat dan dengan diberlakukannya sistem perdagangan bebas membuat batas
kita dan batas dunia semakin "kabur" (borderless world).
Hal ini jelas mendorong semua kegiatan saling
berpacu satu dengan yang lain untuk mendapatkan kesempatan (opportunity) yang
dapat menghasilkan keuntungan (profit). Hal tersebut kadang kala memaksa
orang atau institusi untuk menghalalkan segala cara tanpa mengindahkan
bahwa akan ada pihak yang dirugikan . Perusahaan sebagai pelaku bisnis dalam
perkembangannya telah menjadi salah satu kekuatan sosial ekonomi yang semakin
besar pengaruhnya. Dimulai sejak revolusi industri pada akhir abad ke-18 dan awal
abad–19 dimulai di Inggris dengan perkenalan mesin uap (dengan
menggunakan batu bara sebagai
bahan bakar) dan ditenagai olehmesin (terutama
dalam produksi tekstil). Perkembangan peralatan mesin logam-keseluruhan
pada dua dekade pertama dari abad ke-19 membuat produk mesin produksi untuk
digunakan di industri lainnya yang membuat suatu perubahan yang luar
biasa diseluruh dunia baik pada bidang teknologi dan
berdampak pada bidang ,sosioekonomi, dan sosial budaya.
Sebuah studi selama 2 tahun yang dilakukan The
Performance Group, sebuah konsorsium yang terdiri dari Volvo, Unilever,
Monsanto, Imperial Chemical Industries, Deutsche Bank, Electrolux, dan Gerling,
menemukan bahwa pengembangan produk yang ramah lingkungan dan peningkatan
environmental compliance bisa menaikkan EPS (earning per share) perusahaan,
mendongkrak profitability, dan menjamin kemudahan dalam mendapatkan kontrak
atau persetujuan investasi.
Di tahun 1999, jurnal Business and Society
Review menulis bahwa 300 perusahaan besar yang terbukti melakukan komitmen
dengan publik yang berlandaskan pada kode etik akan meningkatkan market value
added sampai dua-tiga kali daripada perusahaan lain yang tidak melakukan hal
serupa.
Bukti lain, seperti riset yang dilakukan oleh
DePaul University di tahun 1997, menemukan bahwa perusahaan yang merumuskan
komitmen korporat mereka dalam menjalankan prinsip-prinsip etika memiliki
kinerja financial (berdasar penjualan tahunan/revenue) yang lebih bagus
dibandingkan perusahaan lain yang tidak melakukan prinsip-prinsip
etika .
Fakta masyarakat ada realita kontradiktif, dimana di satu pihak
ada perusahaan besar yang aktivitas usahanya banyak diwarnai dengan konflik
sosial, tetapi di sisi lain ada perusahaan besar yang berkinerja baik tanpa
harus mengalami konflik sosial. Kondisi yang demikian diduga sangat dipengaruhi
oleh derajat perilaku etis perusahaan, yang diwujudkannya melalui kadar
tanggung jawab sosial perusahaan.Perusahaan sebagai sebuah sistem, dalam
keberlanjutan dan keseimbangannya tidak bisa berdiri sendiri. Perusahaan
memerlukan kemitraan yang saling timbal balik dengan institusi lain. Perusahaan
selain mengejar keuntungan ekonomi untuk kesejahteraan dirinya, juga memerlukan
alam untuk sumber daya olahannya dan stakeholders lain untuk mencapai
tujuannya. Dengan menggunakan pendekatan tanggung jawab sosial perusahaan
sebagai bagian dari pada etika berusaha , perusahaan tidak hanya mendapatkan
keuntungan ekonomi, tetapi juga keuntungan secara sosial. Dengan demikian
keberlangsungan usaha tersebut dapat berlangsung dengan baik dan secara tidak
langsung akan mencegah konflik yang merugikan.
5. Etika
bisnis dan Akuntan
Etika bisnis adalah keseluruhan dari aturan-aturan etika,
baik yang tertulis maupun yang tidak tertulis yang mengatur hak-hak dan
kewajiban produsen dan konsumen serta etika yang harus dipraktekkan dalam
bisnis
Etika bisnis
mencakup hubungan antara perusahaan dengan orang yang menginvestasi uangnya dalam
perusahaan, dengan konsumen, pegawai, kreditur dan pesaing.
- Orang yang menanam uang
atau investor menginginkan manajemen dapat mengelola perusahaan secara
berhasil, sehingga dapat menghasilkan keuntungan bagi mereka.
- Konsumen menginginkan
agar perusahaan menghasilkan produk bermutu yang dapat dipercaya dan
dengan harga yang layak
- Para karyawan
menginginkan agar perusahaan mampu membayar balas jasa yang layak bagi
kehidupan mereka, memberi kesempatan naik pangkat atau promosi jabatan.
- Pihak kreditur
mengharapkan agar semua hutang perusahaan dapat dibayar tepat pada
waktunya dan membuat laporan keuangan yang dapat dipercaya dan dibuat
secara teratur.
- Pihak pesaing
mengharapkan agar dalam persaingan dilakukan secara baik, tidak merugikan
dan menghancurkan pihak lain.
Orang-orang
bisnis diharapkan bertindak secara etis dalam berbagai aktivitasnya di
masyarakat. Harus ada etik dalam menggunakan sumber daya yang terbatas di
masyarakat, apa akibat dari pemakaian sumber daya tersebut dan apa akibat dari
proses produksi yang dilakukan.
Etika bisnis
menyangkut usaha membangun kepercayaan antara masyarakat dengan perusahaan,dan
ini merupakan elemen sangat penting buat suksesnya suatu bisnis dalam jangka
panjang.
Jadi prinsipnya
seorang wirausaha lebih baik merugi daripada melakukan perbuatan tidak terpuji.
Sedangankan
Kode Etik Ikatan Akuntan Indonesia dimaksudkan sebagai panduan dan aturan bagi
seluruh anggota, baik yang berpraktik sebagai akuntan publik, bekerja di
lingkungan dunia usaha, pada instansi pemerintah, maupun di lingkungan dunia
pendidikan dalam pemenuhan tanggung-jawab profesionalnya.
Tujuan profesi akuntansi
adalah memenuhi tanggung-jawabnya dengan standar profesionalisme tertinggi,
mencapai tingkat kinerja tertinggi, dengan orientasi kepada kepentingan publik.
Untuk mencapai tujuan terse but terdapat empat kebutuhan dasar yang harus
dipenuhi:
·
Kredibilitas. Masyarakat membutuhkan
kredibilitas informasi dan sistem informasi.
·
Profesionalisme. Diperlukan individu yang
dengan jelas dapat diidentifikasikan oleh pemakai jasa Akuntan sebagai
profesional di bidang akuntansi.
·
Kualitas
Jasa.
Terdapatnya keyakinan bahwa semua jasa yang diperoleh dari akuntan diberikan
dengan standar kinerja tertinggi.
·
Kepercayaan. Pemakai jasa akuntan harus
dapat merasa yakin bahwa terdapat kerangka etika profesional yang melandasi
pemberian jasa oleh akuntan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar